Indeks Harga Saham Gabungan yaitu grafik saham yang menunjukkan pergerakan rata-rata seluruh saham di dalam bursa efek. Dengan adanya grafik IHSG, masyarakat dan pelaku pasar modal dapat melihat ringkasan kondisi pasar modal BEI secara real-time tanpa harus menganalisa instrumen saham satu per satu.
Sementara itu menurut BEI, pengertian IHSG adalah indeks saham untuk mengukur kinerja semua saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan BEI. Nama lain dari IHSG adalah Indonesia Composite Index atau ICI. Selain IHSG, BEI memiliki sekitar 38 indeks saham lain dengan sudut pandang pengukuran berbeda-beda. Beberapa indeks saham selain IHSG adalah IDX80, LQ45, IDX Quality30, ISSI, dan sebagainya.
Grafik IHSG adalah fasilitas indeksasi saham yang disediakan BEI untuk memudahkan investor dan pihak berkepentingan lainnya dalam melakukan pengecekan kinerja instrumen investasi. Selain itu, grafik IHSG juga bisa jadi cerminan iklim investasi di pasar modal Indonesia.
Saat ini, grafik IHSG dapat diakses dengan mudah. Cukup mengetikkan “IHSG hari ini” dalam kolom pencarian Google, dan informasi IHSG pun akan langsung tertera di sana. Akan tetapi sebelum grafik tersebut disajikan, BEI terlebih dulu harus melakukan perhitungan IHSG berdasarkan metode Market Capitalization Weighted. Setelah data keseluruhan saham diproses, BEI akan merilis harga IHSG terbaru secara real-time di pasar modal dan situs resminya.
Data harga IHSG tersebut selanjutnya dapat dimanfaatkan berbagai pihak untuk mengambil keputusan. Sebagai contoh, seorang investor ingin membeli instrumen investasi seharga Rp3 ribu/lembar. Selama 5 tahun terakhir, harga saham IHSG tercatat naik sebanyak 200%. Ini artinya dalam 5 tahun ke depan, ada potensi instrumen investasi seharga Rp3 ribu/lembar bisa naik menjadi Rp9 ribu/lembar.
Indeks adalah sebagai alat untuk mengukur sentimen pasar atau kepercayaan investor. Perubahan nilai yang tercermin dalam satu indeks dapat dijadikan indikator yang merefleksikan opini kolektif dari seluruh pelaku pasar.
Indeks juga dapat digunakan sebagai acuan/basis produk investasi (“index tracking products”). Investasi pada reksa dana indeks atau ETF yang menggunakan acuan indeks tertentu memastikan bahwa portofolio yang dikelola oleh manajer investasi sesuai dengan indeks tersebut. Investor dapat memilih indeks yang sesuai dengan eksposur maupun profil risiko yang diharapkan. Selain itu indeks saham juga dapat digunakan untuk produk turunan seperti kontrak berjangka, opsi, dan waran terstruktur.
Indeks saham dapat digunakan sebagai benchmark bagi portofolio aktif. Dalam suatu portofolio investasi perlu ditentukan benchmark yang paling sesuai dengan mandat atau profil risiko investasi tersebut, sehingga dapat mengukur kinerja produk investasi yang dikelola oleh manajer investasi. Pemilihan indeks yang tepat sebagai benchmark sangat menentukan risiko dan kinerja manajer investasi yang diharapkan dari portofolio aktif. Sebagai contoh ketika investor memiliki mandat untuk menginvestasikan saham-saham di sektor keuangan maka indeks benchmark yang lebih tepat digunakan adalah indeks sektor keuangan, bukan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mendefinisikan beta sebagai risiko sistematis terhadap risiko pasar. Portofolio pasar pada CAPM berisikan seluruh efek berisiko. Indeks komposit seperti IHSG biasanya digunakan sebagai proksi untuk portofolio pasar, yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung risiko sistematis dan kinerja yang disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted performance) suatu portofolio.
Karena indeks saham berisi profil risiko dan dan pengembalian investasi (return) atas sekelompok saham, maka indeks saham dapat dijadikan proksi pada alokasi aset.
Fungsi IHSG adalah untuk menunjukkan pergerakan saham-saham sedang melantai di pasar modal. Melalui pergerakan saham-saham tersebut, pelaku pasar modal bisa menganalisa bagaimana gairah jual beli instrumen investasi di suatu negara secara real time. Selain itu, pihak eksternal pasar modal seperti ekonom, pengamat, dan pemerintah bisa mendapat gambaran tentang seberapa menariknya negara bagi para penanam modal. Jika gairah investasi menurun, pemerintah bisa melakukan beberapa upaya seperti menaikkan suku bunga acuan, mempermudah regulasi investasi, dan sebagainya.
Fungsi IHSG yang kedua adalah menampilkan tolak ukur efek bagi para calon investor sebelum masuk ke pasar modal. Grafik IHSG menyediakan informasi tentang harga saham rata-rata yang bisa dijadikan benchmark bagi para investor dalam mengambil keputusan. Semakin tinggi harga saham per lot dibanding harga IHSG, maka semakin tinggi pula nilai saham tersebut di mata investor, begitupun sebaliknya.
Fungsi berikutnya grafik IHSG adalah memberikan estimasi profit terutama bagi calon investor. Persentase data dalam grafik saham IHSG dapat dijadikan standar untuk mengetahui berapa estimasi perkembangan investasi dalam pasar modal. Apabila harga saham IHSG rata-rata mengalami kenaikan 10% selama 6 bulan, maka dalam setengah tahun ke depan harga saham yang Anda beli bisa naik 10%.
Fungsi IHSG yang terakhir adalah menjadi produk investasi pasif atau underlying assets. Saat melakukan proses jual beli instrumen, seorang investor dapat membeli beberapa lot saham berbeda dan menjualnya secara kolektif kepada orang lain. Penjualan saham kolektif ini umumnya menggunakan harga saham IHSG. Sehingga apabila harga IHSG meningkat, harga saham kolektif juga akan naik.
Membaca tren pergerakan IHSG adalah penting untuk menentukan keputusan-keputusan dalam berinvestasi saham. Dengan pergerakan itu, bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membeli dan kapan waktu yang tepat untuk menjual saham. Beberapa cara yang paling mudah adalah dengan melihat tren apabila IHSG naik secara tajam dalam sehari. Ada baiknya hindari membeli saham saat momen tersebut. Namun, sebaliknya, jika tren IHSG menurun tajam, sangat disarankan untuk melakukan pembeliaan saham, tapi dengan melakukan analisis fundamental terlebih dahulu.
Bubble atau gelembung adalah istilah yang biasanya digunakan untuk menyebut kenaikan harga saham secara tiba-tiba dan sangat tinggi. Peristiwa bubble biasanya terjadi karena investor berspekulasi mengenai profitabilitas saham tertentu.
Portofolio adalah laporan kinerja saham mulai dari naik turunnya harga sampai tren permintaannya dalam periode tertentu. Harga saham IHSG ditentukan dari banyak portofolio saham sekaligus dalam satu waktu pelaporan.
Di dunia investasi, fluktuasi IHSG adalah kondisi naik turunnya harga saham secara kolektif dalam pasar modal. Fluktuasi grafik IHSG tersebut biasanya terjadi secara singkat, meski di saat krisis bisa terjadi dalam jangka waktu lebih panjang.
Likuiditas adalah salah satu aspek yang paling berpengaruh dalam menentukan harga indeks saham. Apabila likuiditas investasi dalam bursa efek sedang tinggi, biasanya tren grafik IHSG juga akan menunjukkan indikator hijau.
Cut loss yaitu peristiwa ketika investor memilih menjual instrumen investasinya guna menghindari kerugian. Dalam pasar modal, indikator merah harga IHSG bisa menjadi salah satu alasan terjadinya cut loss besar-besaran.
Binavest©2022